Honestly, saya sendiri tidak
yakin akan menulis apa sementara dorongan untuk segera menulis dan tangan yang
begitu gatal ingin bergerak di atas keyboard sudah tidak tertahankan. Ya,
satu-satunya yang saya yakin saat ini adalah bahwa ketika saya berhasil menulis
itu akan membuat hati saya semakin damai dengan dapat berbagi apa yang bisa
saya bagikan kepada sesama.
Meski saya bukanlah seorang yang
expert dalam bidang ilmu kesehatan dan psikologi namun saat ini saya ingin
berbagi hal yang berkaitan dengan keduanya.
Pola hidup, ya inilah yang ingin
saya tuliskan. Tidak akan secara mendalam tentunya, hanya secara singkat namun
tetap bermanfaat (harapan saya).
Dalam menggapai tujuan kita
selama dianugrahi hidup oleh Tuhan Yang Maha Esa, kita, pribadi lepas pribadi
akan menjalani kehidupan kita dengan cara kita sendiri. Baik cara yang kita
anggap sebagai cara terbaik, maupun cara yang kita anggap sebagai cara
satu-satunya yang dapat kita jalani. Berbeda tidaklah salah, itu menambah warna
kehidupan kita. Yang terpenting cara yang berbeda itu sesuai atau tidak menyimpang
pada pola hidup yang seharusnya dan sebaiknya dijalani. Pola hidup terbaik yang
saya maksud adalah pola hidup sehat. Dimana sebagian orang secara sadar dan
atau tidak sadar lebih memilih pola hidup tidak-sehat.
Mengapa, saya bisa menyimpulkan
bahwa terkadang ada di antara kita yang menjalani hidupnya dengan caranya yang
tidak sesuai dengan pola hidup yang terbaik atau pola hidup sehat ? Karena saya
dengan mata terbuka melihat pada diri saya dan sekitar saya. Dalam hal ini saya
tidak bermaksud menghakimi, hanya memberi pandangan saja. Dan saya sendiripun
sedang mencoba menerima dan mempelajari pola hidup sehat ini.
Pola hidup sehat tidak hanya
berbicara tentang pola makan atau jenis makan yang kita konsumsi. Pola hidup
mencakup pola pikir, pola waktu, dan pola makan. Baik tidaknya kita dalam
ketiga pola inilah yang secara kumulatif menghasilkan suatu kesimpulan baik
tidaknya pola hidup kita. Mari kita mulai untuk mengupas ketiganya, satu per
satu tentunya.
Pola pikir adalah cara menilai
dan atau menyimpulkan sesuatu berdasarkan sekumpulan kepercayaan yang dimiliki,
yang kemudian akan menjadi dasar untuk bertindak bagi si pemilik pola pikir
tersebut. Pembentukan pola pikir ini sendiri sangat dipengaruhi oleh hubungan
seseorang dengan Tuhan dan lingkungan sehari-harinya. Pada umumnya, seseorang
yang memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan akan memiliki pola pikir yang
lebih baik dan dipenuhi oleh rasa syukur dan ketenangan. Karena kekhawatiran
yang sedang dan harus dihadapinya sebagai konsekuensi dari relasi
kesehariannya,telah diserahkan kepada Tuhan yang dengan senang hati mengambil
alihnya. Dengan tidak adanya kekhawatiran dan atau ketakutan yang berlebihan,
otomatis kerja otak sebagai pusat control dalam tubuh, akan bekerja secara
maksimal. Termasuk dalam hal memerintah seluruh sistem yang ada di dalam tubuh
untuk melakukan fungsinya dengan maksimal. Seperti detak jantung, tekanan
darah, keseimbangan cairan tubuh, dan suhu tubuh yang selalu dalam batas
normal.
Pola waktu adalah cara
menggunakan setiap saat dalam hidup yang dianugrahkan kepada si pemilik pola
waktu tersebut. Waktu yang adalah anugrah dari Tuhan kepada setiap kita akan
selalu bergerak maju, dan tidak akan pernah dapat dihentikan atau dimundurkan.
Kecepatan gerak waktu yang pasti dan konsisten membuat sebagian umat manusia
merasa sangat tertekan. Perasaan manusia yang tidak konsisten dan kecepatan
manusia dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan, membuat manusia tidak mampu
mengimbangi pergerakan waktu yang begitu stabil. Namun demikian, bukan berarti
kita selalu merasa tertekan dan ataupun mengalah terhadap perubahan. Kita masih
bisa mempergunakan setiap saat waktu yang Tuhan anugrahkan dengan dengan hikmat
yang dari pada-Nya, dan menikmati setiap perubahan yang ada dengan usaha
terbaik dan rasa syukur. Dengan sikap seperti itu, secara sadar atau tidak, kita
terbentuk menjadi pemilik pola waktu yang tepat dan tidak akan menyesali hasil
dari pola waktu yang kita miliki. Sebaliknya, kita menjadi pribadi yang lebih
disiplin dan optimis dalam menjalani setiap waktu yang masih Tuhan anugrahkan. Waktu
tidak lagi hanya uang melainkan kebahagiaan.
Pola makan adalah cara makan yang
meliputi jenis kualitas dan kuantitas yang dipilih oleh pemilik pola makan. Pada
dasarnya kita bisa menikmati segala hidangan makanan yang disediakan Tuhan bagi
kita. Karena semua pemberian Tuhan adalah baik adanya dan merupakan yang
terbaik bagi kita. dengan catatan kita pun harus selalu menyadari bahwa kita
adalah makhluk-Nya yang diciptakan segambar dengan-Nya, yang artinya berbeda dengan
makhluk hidup lainnya, manusia diberikan pikiran yang seharusnya dipergunakan
dalam setiap saat, terutama pengambilan keputusan. Termasuk dalam menentukan
pola makannya. Jika sebelumnya saya tidak mempermasalahkan jenis makanannya,
maka saat ini saya memperingatkan setiap kita tentang kuantitas makan yang kita
konsumsi. Marilah kita dengan penuh pertimbangan yang matang, sesuai dengan
kebutuhan setiap kita, yang tentunya sangat dipengaruhi oleh aktivitas kita,
kuantitas setiap makanan dan atau minuman yang sebaiknya kita konsumsi. Dengan berhasil
menerapkan pola makan yang benar dengan penuh hikmat, maka kita akan lebih dapat
menikmati hidup tanpa harus mengorbankan kesehatan dana atau tanpa harus
menukarkannya dengan berbagai penyakit.
Yup, pola hidup yang terdiri dari
pola pikir, pola waktu, dan pola makan, yang telah saya sebutkan di atas
tidaklah secara detail. Bahkan, mungkin kulit-kulitnya belum semua terkupas. Namun,
saya berharap setiap kita dapat menjadikan tulisan ini sebagai pemicu kesadaran
kita akan penentuan pola hidup sehat. Jika ada yang antusias untuk mengetahui
pembahasan detailnya, silahkan menghubungi para expert dalam bidang ilmu
kesehatan dan psikologi yang terdekat dengan setiap kita.
Salam sejahtera bagi setiap kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hidup adalah proses pembelajaran untuk lebih baik dan saya pun sedang terus belajar. Terimakasih bagi seluruh pembaca setia. Mari saling berbagi dan nasihat itu pun baik (menghakimi itu hak Allah).Silahkan berpendapat dan berbagi dengan positif dan itikad baik.