Rabu, 24 Desember 2014

Pola Hidup

Honestly, saya sendiri tidak yakin akan menulis apa sementara dorongan untuk segera menulis dan tangan yang begitu gatal ingin bergerak di atas keyboard sudah tidak tertahankan. Ya, satu-satunya yang saya yakin saat ini adalah bahwa ketika saya berhasil menulis itu akan membuat hati saya semakin damai dengan dapat berbagi apa yang bisa saya bagikan kepada sesama.

Meski saya bukanlah seorang yang expert dalam bidang ilmu kesehatan dan psikologi namun saat ini saya ingin berbagi hal yang berkaitan dengan keduanya.

Pola hidup, ya inilah yang ingin saya tuliskan. Tidak akan secara mendalam tentunya, hanya secara singkat namun tetap bermanfaat (harapan saya).

Dalam menggapai tujuan kita selama dianugrahi hidup oleh Tuhan Yang Maha Esa, kita, pribadi lepas pribadi akan menjalani kehidupan kita dengan cara kita sendiri. Baik cara yang kita anggap sebagai cara terbaik, maupun cara yang kita anggap sebagai cara satu-satunya yang dapat kita jalani. Berbeda tidaklah salah, itu menambah warna kehidupan kita. Yang terpenting cara yang berbeda itu sesuai atau tidak menyimpang pada pola hidup yang seharusnya dan sebaiknya dijalani. Pola hidup terbaik yang saya maksud adalah pola hidup sehat. Dimana sebagian orang secara sadar dan atau tidak sadar lebih memilih pola hidup tidak-sehat.

Mengapa, saya bisa menyimpulkan bahwa terkadang ada di antara kita yang menjalani hidupnya dengan caranya yang tidak sesuai dengan pola hidup yang terbaik atau pola hidup sehat ? Karena saya dengan mata terbuka melihat pada diri saya dan sekitar saya. Dalam hal ini saya tidak bermaksud menghakimi, hanya memberi pandangan saja. Dan saya sendiripun sedang mencoba menerima dan mempelajari pola hidup sehat ini.

Pola hidup sehat tidak hanya berbicara tentang pola makan atau jenis makan yang kita konsumsi. Pola hidup mencakup pola pikir, pola waktu, dan pola makan. Baik tidaknya kita dalam ketiga pola inilah yang secara kumulatif menghasilkan suatu kesimpulan baik tidaknya pola hidup kita. Mari kita mulai untuk mengupas ketiganya, satu per satu tentunya.

Pola pikir adalah cara menilai dan atau menyimpulkan sesuatu berdasarkan sekumpulan kepercayaan yang dimiliki, yang kemudian akan menjadi dasar untuk bertindak bagi si pemilik pola pikir tersebut. Pembentukan pola pikir ini sendiri sangat dipengaruhi oleh hubungan seseorang dengan Tuhan dan lingkungan sehari-harinya. Pada umumnya, seseorang yang memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan akan memiliki pola pikir yang lebih baik dan dipenuhi oleh rasa syukur dan ketenangan. Karena kekhawatiran yang sedang dan harus dihadapinya sebagai konsekuensi dari relasi kesehariannya,telah diserahkan kepada Tuhan yang dengan senang hati mengambil alihnya. Dengan tidak adanya kekhawatiran dan atau ketakutan yang berlebihan, otomatis kerja otak sebagai pusat control dalam tubuh, akan bekerja secara maksimal. Termasuk dalam hal memerintah seluruh sistem yang ada di dalam tubuh untuk melakukan fungsinya dengan maksimal. Seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh, dan suhu tubuh yang selalu dalam batas normal.

Pola waktu adalah cara menggunakan setiap saat dalam hidup yang dianugrahkan kepada si pemilik pola waktu tersebut. Waktu yang adalah anugrah dari Tuhan kepada setiap kita akan selalu bergerak maju, dan tidak akan pernah dapat dihentikan atau dimundurkan. Kecepatan gerak waktu yang pasti dan konsisten membuat sebagian umat manusia merasa sangat tertekan. Perasaan manusia yang tidak konsisten dan kecepatan manusia dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan, membuat manusia tidak mampu mengimbangi pergerakan waktu yang begitu stabil. Namun demikian, bukan berarti kita selalu merasa tertekan dan ataupun mengalah terhadap perubahan. Kita masih bisa mempergunakan setiap saat waktu yang Tuhan anugrahkan dengan dengan hikmat yang dari pada-Nya, dan menikmati setiap perubahan yang ada dengan usaha terbaik dan rasa syukur. Dengan sikap seperti itu, secara sadar atau tidak, kita terbentuk menjadi pemilik pola waktu yang tepat dan tidak akan menyesali hasil dari pola waktu yang kita miliki. Sebaliknya, kita menjadi pribadi yang lebih disiplin dan optimis dalam menjalani setiap waktu yang masih Tuhan anugrahkan. Waktu tidak lagi hanya uang melainkan kebahagiaan.

Pola makan adalah cara makan yang meliputi jenis kualitas dan kuantitas yang dipilih oleh pemilik pola makan. Pada dasarnya kita bisa menikmati segala hidangan makanan yang disediakan Tuhan bagi kita. Karena semua pemberian Tuhan adalah baik adanya dan merupakan yang terbaik bagi kita. dengan catatan kita pun harus selalu menyadari bahwa kita adalah makhluk-Nya yang diciptakan segambar dengan-Nya, yang artinya berbeda dengan makhluk hidup lainnya, manusia diberikan pikiran yang seharusnya dipergunakan dalam setiap saat, terutama pengambilan keputusan. Termasuk dalam menentukan pola makannya. Jika sebelumnya saya tidak mempermasalahkan jenis makanannya, maka saat ini saya memperingatkan setiap kita tentang kuantitas makan yang kita konsumsi. Marilah kita dengan penuh pertimbangan yang matang, sesuai dengan kebutuhan setiap kita, yang tentunya sangat dipengaruhi oleh aktivitas kita, kuantitas setiap makanan dan atau minuman yang sebaiknya kita konsumsi. Dengan berhasil menerapkan pola makan yang benar dengan penuh hikmat, maka kita akan lebih dapat menikmati hidup tanpa harus mengorbankan kesehatan dana atau tanpa harus menukarkannya dengan berbagai penyakit.

Yup, pola hidup yang terdiri dari pola pikir, pola waktu, dan pola makan, yang telah saya sebutkan di atas tidaklah secara detail. Bahkan, mungkin kulit-kulitnya belum semua terkupas. Namun, saya berharap setiap kita dapat menjadikan tulisan ini sebagai pemicu kesadaran kita akan penentuan pola hidup sehat. Jika ada yang antusias untuk mengetahui pembahasan detailnya, silahkan menghubungi para expert dalam bidang ilmu kesehatan dan psikologi yang terdekat dengan setiap kita.

Salam sejahtera bagi setiap kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hidup adalah proses pembelajaran untuk lebih baik dan saya pun sedang terus belajar. Terimakasih bagi seluruh pembaca setia. Mari saling berbagi dan nasihat itu pun baik (menghakimi itu hak Allah).Silahkan berpendapat dan berbagi dengan positif dan itikad baik.